Miris-miris, banyak berita beredar mengenai wajah hukum di republik ini. dan hanya satu kata yang bisa muncul di benakku MIRIS, ya miris. Kenapa harus miris kan banyak kasus-kasus yang mampu di bongkar oleh penegak hukum kita?? Harusnya bangga dong....
Ya seharusnya kita memang bangga, tapi coba deh liat lagi, ternyata mereka sejauh ini hanya mampu membongkar tapi gak pernah ada penyelesaian terhadap kasus yang mereka bongkar. Mereka masih belum mampu menagkap Otak dari kasus-kasus besar seperti century dll. Ya mereka masih di permainkan oleh para mafia hukum republik ini. mereka hanya bisa menjadi bidak-bidak catur yang bisa di gerakkan kemana saja oleh sang mafia.
Apalagi ketika kasus AAL mencuat. Padahal ia terhitung masih di bawah umur, tapi karena ia mencuri sandal seorang aparat ia langsung di seret ke meja hijau. Kasus ini seharusnya bisa menjadi cambuk bagi wajah hukum di republik ini. Bukan hanya itu, ternyata kasus AAL pun menjadi sorotan media internasional, apa mereka g malu. Makan tuh sandal......
Dan ternyata bukan kasus AAL aja yang bikin miris tapi, banyak kasus-kasus sepele seperti seorang nenek yang mencuri buah coklat, 2 orang pemuda yang mencuri semangka, seenaknya aja langsung di bui, tapi giliran kasus-kasus besar yang merugikan negara bermilyar-milyar malah gak pernah kelar. Kalaupun tertangkap di bui 2 bulan remisinya 1,5 bulan......
Terus mana keadilan yang kalian junjung tinggi saat duduk di perguruan tinggi. Semoga masih ada Hati nurani buat para penegak hukum republik ini. mualailah berpikir,dan introspeksi mengenai hukum yang kalian ciptakan sendiri apakah sudah memiliki keadilan di dalamnya.
Atau sebenarnya semua ini telah di racang dan tersimbolkan dalam sebuah logo keadilan, pernah liat gak bentuk logo keadilan atau hukum. jadi gambarnya adalah seseorang yang ditutup matanya sambil memegang timbangan di tangan kirinya dan pedang di tangan kanannya yang barang kali maknanya seperti ini
"Saya gak pernah liat atau mau tau apa kasusmu tapi taruh saja uang di timbangan ini yang paling banyak dia yang menang mau protes akan saya tebas dengan pedang ini"
ya ini memeang sebuah lelucon tapi kalau dipikir-pikir lagi pasti bener.....tapi semoga saja hukum tidak seperti itu, dan saya harap keadilan bukan hanya ada karena di tulis dalam UUD yang mengatur tapi juga berdasarkan hati nurani.
Kategori Bacaan...
0
0 komentar: